Hadirnya KPR bisa dikatakan menjadi angin segar untuk mereka yang mempunyai hunian pribadi. Umumnya calon nasabah juga akan dihadapkan dengan dua pilihan suku bunga. Dimana salah satunya adalah suku bunga mengambang atau yang dinamakan dengan floating rate dan fixed rate.
Floating rate disebut juga sebagai bunga berjalan atau bunga mengambang. Pasalnya nilai bunga akan selalu berubah selama masa peminjaman. Ya, pembayaran bunga bisa saja menurun atau naik sesuai acuan suku bunga Bank Indonesia atau kebijakan bank itu sendiri. Lalu, biaya floating rate KPR 2023 adalah sekitar 1 sampai dengan 2 persen, dari 7,5 persen jadi 9,5 persen. Simak selengkapnya berikut ini.
Pengertian Floating Rate
Floating rate adalah salah satu jenis bunga yang wajib untuk Anda pahami. terlebih lagi sebelum mendaftar KPR supaya Anda tidak merasa dirugikan ketika membayar cicilan nanti. Lebih tepatnya floating rate tersebut adalah suku bunga KPR yang tidak tetap atau naik turun serta mengikuti angka bunga. Angka bunga tersebut juga ditetapkan pasar Indonesia juga internasional.
Misalnya adalah SIBOR ataupun LIBOR yang menggunakan floating rate atau suku bunga mengambang, yaitu besarnya perubahan suku bunga disesuaikan dalam jangka waktu tertentu. Saat suku bunga pasaran sedang naik, maka suku bunga KPR ini juga bertambah. Oleh sebab itu, berarti angkanya fluktuatif. Antara pihak bank dengan penyedia kredit tidak mencantumkan jumlah suka bunga yang harus Anda angsur pada brosur. Apa kelebihan dan kekurangan floating rate?
Kelebihan Floating Rate
Informasi mengenai kelebihan floating rate adalah hal penting yang harus Anda ketahui. Walaupun suku bunga mengambang, namun juga memberikan keuntungan tersendiri. Misalnya ketika bunga acuan yang berasal dari BI turun maka cicilan Anda juga ikut turun. Selain itu tenornya akan lebih lama. Anda juga tidak akan merasa terbebani dengan adanya tenor KPR yang lama tersebut. Tetapi tidak ada salahnya sebelum Anda memutuskan untuk menjalankan kredit rumah maka pahami semua hal yang berkaitan dengan floating rate.
Kekurangan Floating Rate
Setiap kelebihan sudah pasti ada kekurangannya. Salah satu kekurangan floating rate adalah adanya nominal yang tidak pasti dan setiap jatuh temponya, kita harus menyediakan uang yang lebih. Tetapi bagaimana jika kurang? Sebisa mungkin, kita harus memutar otak. Siapkan saja uang untuk kenaikan suku bunga yang akan melonjak di masa depan.
Contoh Hitungan Floating Rate
Perhitungan suku bunga floating memiliki dua skema yang berlaku yaitu skema efektif dan anuitas. Namun, sebelumnya simulasi perhitungan tersebut menggunakan pokok pinjaman 300 juta, suku bunga 10 persen tahun pertama, 12 persen tahun kedua, dan tenor 15 tahun.
Pokok pinjaman = Total pinjaman/tenor (dalam bulan)
= 300 juta/180 bulan = 1.666.666 setiap bulannya
Angsuran bunga = Saldo pinjaman pada bulan sebelumnya X Suku bunga setiap tahun X (30/360)
= 300 juta X 10 persen X (30/360) = 2.500.000 angsuran bunga
= 1.666.6666 = 2. 500.000 = 4.166.666 angsuran bulan ke 1 tahun pertama
= (300 juta 1.666.666) x 10 persen x (30/360) = 2.486.111 angsuran ke 2 tahun pertama
Angsuran kedua = 1.666.666 + 2.486.111 = 4.152.777
Perbedaan Floating rate dan Fixed rate
Sebenarnya kedua istilah tersebut memiliki perbedaan yang tidak begitu dominan. Fixed rate adalah bunga yang nilainya tidak akan berubah pada satu periode peminjaman. Sedangkan Floating rate adalah suku bunga yang angkanya cenderung tak pasti. Istilah floating rate juga tidak direkomendasikan untuk Anda yang ingin investasi jangka panjang. Fixed direkomendasikan untuk Anda yang mempunyai gaji tetap.
Itulah perbedaan floating rate dan fixed rate yang perlu Anda pahami. Meski nilainya dapat berubah, ada baiknya memilih floating rate dari pada fixed rate sementara. Pasalnya, setelah periode fixed rate berakhir, beberapa bank akan menaikkan suku bunga di atas bunga acuan yang berlaku di pasaran. Bagi nasabah yang tidak siap dan tidak ada cadangan dana, maka risiko kredit KPR macet pun semakin besar. Hal ini tentu bisa merugikan nasabah.