Saat ini, banyak ahli keuangan menyarankan generasi muda untuk memulai investasi sejak dini. Prinsipnya, tidak ada waktu yang terlalu awal untuk memulai investasi, tak peduli berapa usia kita. Terlebih lagi, ada berbagai pilihan investasi yang tersedia saat ini, dan salah satunya adalah investasi properti.
Meskipun harus diakui bahwa berinvestasi properti membutuhkan jumlah modal yang signifikan, namun jika tidak dimulai sekarang, kapan lagi? Anda dapat mulai mengumpulkan dana secara bertahap hingga akhirnya memiliki cukup modal untuk membayar uang muka properti. Untuk memahami lebih rinci, mari kita liat cara investasi properti untuk pemula.
Apa yang Dimaksud dengan Investasi Properti?
Pengertian investasi properti merujuk pada pembelian atau akuisisi properti dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial di masa depan. Investasi properti adalah tindakan membeli real estate atau struktur bangunan dengan niat untuk memperoleh pengembalian investasi melalui pendapatan sewa, penjualan ulang, atau keduanya. Properti tersebut dapat dimiliki oleh individu, kelompok investor, atau perusahaan.
Ada dua jenis pendekatan dalam investasi properti, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Dalam investasi properti jangka pendek, biasanya properti dibeli, diperbaiki, dan dijual kembali dalam waktu singkat untuk mendapatkan keuntungan. Sementara dalam investasi properti jangka panjang, properti biasanya disewakan kepada penyewa, dengan pemilik tetap memegang kendali atas kepemilikan.
Penting untuk dicatat bahwa properti investasi adalah sejati kecuali properti tersebut menghasilkan pendapatan. Properti yang diinvestasikan haruslah menghasilkan pendapatan, dan pemiliknya harus mengambil tindakan untuk memaksimalkan pengembalian investasinya.
Untuk investor yang berpengalaman, penting untuk memahami cara mengoptimalkan properti yang dimiliki, seperti apakah lebih baik menjadikannya toko yang disewakan, rumah kontrakan, atau kamar kos, yang semuanya bergantung pada lokasi dan lingkungan sekitarnya. Investor juga harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor pro dan kontra terkait dengan lokasi properti.
Keuntungan investasi property
Meskipun memerlukan investasi modal yang substansial, investasi properti selalu direkomendasikan oleh para pakar keuangan. Alasannya sederhana, terdapat sejumlah keuntungan yang dapat diperoleh melalui investasi properti. Beberapa keuntungan investasi properti antaranya meliputi:
1. Hasil Investasi Properti Cenderung Positif
Manfaat investasi properti mengacu pada fakta bahwa dalam jangka panjang, nilai properti cenderung meningkat. Hal ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi, peningkatan permintaan properti di lokasi tertentu, atau faktor-faktor lainnya. Sebagai hasilnya, pemilik properti dapat mengharapkan pengembalian investasi yang menguntungkan saat mereka menjual properti tersebut di masa depan.
2. Potensi Pendapatan Pasif dari Investasi Properti
Investasi properti dapat menghasilkan pendapatan pasif melalui sewa properti kepada penyewa. Pendapatan ini dapat membantu pemilik properti untuk menutupi biaya pemeliharaan dan perawatan properti, serta memberikan penghasilan tambahan. Jika properti tersebut berlokasi strategis dan dikelola dengan baik, pendapatan pasif dari sewa bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil.
3. Dapat Dijadikan Agunan
Properti dapat digunakan sebagai agunan untuk mendapatkan pinjaman atau hipotek. Ini berarti pemilik properti dapat meminjam uang dengan properti mereka sebagai jaminan. Hal ini memungkinkan akses ke modal tambahan untuk investasi atau keperluan lainnya.
4. Tahan Ancaman Inflasi
Properti cenderung tahan terhadap dampak inflasi. Ketika inflasi meningkat, nilai properti biasanya juga naik. Sebagai hasilnya, nilai riil properti (setelah memperhitungkan inflasi) seringkali tetap stabil atau bahkan meningkat, sehingga properti dapat berfungsi sebagai perlindungan terhadap penurunan daya beli uang Anda. Ini membuat investasi properti menjadi pilihan yang menarik untuk mengatasi efek negatif inflasi.
Jenis investasi properti
Investasi properti dapat menjadi cara investasi properti untuk pemula. Beberapa jenis investasi properti yang umum termasuk:
1. Residential Property (Properti Hunian)
Jenis ini mencakup rumah-rumah, apartemen, kondominium, dan properti lain yang digunakan sebagai tempat tinggal. Investor dapat membeli properti hunian untuk ditempati sendiri atau menyewakannya kepada penyewa. Pendapatan biasanya berasal dari sewa bulanan atau penjualan properti di masa depan.
2. Commercial Property (Properti Komersial)
Properti komersial mencakup toko, kantor, gudang, pusat perbelanjaan, dan properti lain yang digunakan untuk kegiatan bisnis atau komersial. Investasi ini menghasilkan pendapatan dari penyewaan ruang komersial kepada perusahaan atau bisnis. Properti komersial dapat memberikan pendapatan yang stabil dan biasanya memiliki kontrak sewa jangka panjang.
3. Mixed-Use Property (Properti Campuran)
Properti campuran adalah kombinasi dari properti hunian dan komersial dalam satu bangunan atau area. Contohnya adalah gedung apartemen dengan toko di lantai bawah. Investasi ini dapat memberikan diversifikasi pendapatan karena mencakup dua jenis penyewaan: tinggal dan komersial.
Risiko Investasi Properti
Investasi properti memiliki sejumlah risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi. Beberapa kerugian investasi properti meliputi:
1. Beban Perawatan (Management Burden)
Beban perawatan, atau yang sering disebut sebagai “management burden” dalam konteks investasi properti, merujuk pada tanggung jawab dan tugas yang harus ditangani oleh pemilik properti atau pengelola properti. Ini mencakup berbagai aspek yang terkait dengan pemeliharaan, penyewaan, dan pengelolaan properti. Beban perawatan ini dapat menjadi salah satu risiko dan tantangan dalam investasi properti, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
2. Investasi Properti Padat Modal (High Capital Investment)
Investasi properti padat modal adalah bentuk investasi yang menuntut komitmen keuangan yang substansial. Dalam konteks ini, diperlukan jumlah modal yang cukup besar untuk membeli atau mengembangkan properti. Anda harus bersiap untuk menggelontorkan sejumlah besar uang, baik dalam bentuk uang tunai maupun melalui pengajuan pinjaman, untuk memperoleh hak atas properti atau memulai proyek pengembangan.
3. Keterjangkauan Investasi (Affordability Investment)
Keterjangkauan investasi, atau “affordability investment,” merujuk pada kemampuan seseorang atau entitas untuk membeli atau berinvestasi dalam properti atau aset lainnya tanpa harus mengeluarkan jumlah modal yang besar atau berisiko tinggi. Ini mencakup investasi yang lebih terjangkau dari segi biaya awal, serta lebih mudah diakses oleh individu atau investor dengan sumber daya finansial yang terbatas.
4. Biaya Transaksi yang Tinggi (High Cost Transaction)
Biaya transaksi yang tinggi merujuk pada sejumlah besar biaya yang harus ditanggung oleh individu atau entitas saat melakukan transaksi investasi atau pembelian aset. Biaya-biaya ini mencakup berbagai komponen yang, ketika digabungkan, dapat menjadi jumlah yang signifikan dan memengaruhi total modal yang harus dikeluarkan dalam suatu transaksi.
5. Waktu Lama untuk Membeli (Time Consuming Acquisition)
Waktu lama untuk membeli, atau “time-consuming acquisition,” merujuk pada situasi di mana proses akuisisi atau pembelian suatu aset atau investasi memerlukan waktu yang signifikan dan kompleksitas administratif. Ini mencakup berbagai faktor yang menyebabkan proses pembelian menjadi lambat dan memakan waktu.
6. Terbatasnya Pengetahuan (Lack of Knowledge)
Terbatasnya pengetahuan, atau “lack of knowledge,” merujuk pada kurangnya pemahaman atau informasi yang memadai dalam suatu aspek atau bidang tertentu. Dalam konteks investasi, terbatasnya pengetahuan berarti bahwa individu atau entitas yang berencana untuk berinvestasi tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang jenis investasi yang mereka pertimbangkan
7. Penyusutan Bangunan (Building Depreciation)
Penyusutan bangunan, atau “building depreciation,” merujuk pada proses penurunan nilai atau depresiasi dari sebuah bangunan seiring berjalannya waktu. Ini adalah salah satu aspek penting dalam akuntansi dan perencanaan keuangan terkait dengan kepemilikan properti. Proses penyusutan ini mencerminkan pengakuan bahwa setiap bangunan akan mengalami penurunan nilai seiring berjalannya waktu karena berbagai faktor, termasuk usia bangunan, pemakaian normal, perubahan kondisi lingkungan, dan perlunya pemeliharaan.
8. Hancur Bila Terjadi Bencana Alam (Physical Hazard)
Hancur bila terjadi bencana alam, atau yang biasa disebut sebagai “physical hazard,” adalah salah satu risiko yang berkaitan dengan kepemilikan properti. Ini merujuk pada kemungkinan kerusakan atau kerugian properti yang disebabkan oleh peristiwa alam, seperti bencana alam.
Cara Investasi Properti Untuk Pemula
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah investasi properti umumnya bersifat jangka panjang. Meskipun ada opsi investasi properti berjangka pendek, biasanya memerlukan modal yang cukup besar. Modal ini seringkali diperoleh melalui pinjaman. Oleh karena itu, hasil investasi properti biasanya tidak akan segera terasa, dan memerlukan waktu untuk melihat manfaatnya. Lalu, investasi properti apa saja? Simak berikut ini.
1. Investasi Properti Online
Investasi properti online adalah praktik berinvestasi dalam properti menggunakan platform daring atau situs web properti khusus yang memungkinkan investor untuk membeli, memiliki, atau berpartisipasi dalam properti secara virtual. Prosesnya seringkali dilakukan melalui platform atau aplikasi yang menyediakan informasi tentang properti yang tersedia untuk investasi.
Investor dapat memilih properti yang sesuai dengan tujuan dan anggaran mereka, dan mereka dapat memiliki sebagian dari properti tersebut. Keuntungan dari investasi properti online termasuk akses yang lebih mudah ke berbagai jenis properti, diversifikasi portofolio, dan pengelolaan yang lebih sederhana karena dilakukan secara daring.
2. Property Equity Crowdfunding (Pendanaan Bersama Ekuitas Properti)
Property equity crowdfunding adalah metode investasi properti di mana sejumlah individu atau investor berpartisipasi bersama-sama untuk membiayai properti tertentu. Setiap investor berkontribusi sejumlah dana, dan dalam pertukaran, mereka memegang saham atau ekuitas dalam properti tersebut.
Tujuan dari pendanaan bersama ekuitas properti adalah untuk mengumpulkan modal yang diperlukan untuk membeli atau mengembangkan properti yang mungkin mahal. Keuntungan utama adalah bahwa ini memungkinkan individu untuk berinvestasi dalam properti dengan modal yang lebih kecil dan berbagi risiko dengan investor lainnya.
3. Investasi Properti P2P Lending
Investasi properti P2P lending merujuk pada praktik meminjamkan dana Anda kepada peminjam yang akan menggunakannya untuk proyek properti atau pembelian properti. Ini beroperasi melalui platform peer-to-peer (P2P) di mana individu atau investor meminjamkan uang mereka kepada peminjam properti. Peminjam biasanya adalah pengembang properti atau investor properti yang memerlukan pendanaan tambahan.
Investor mendapatkan pengembalian dana berdasarkan bunga atau keuntungan yang dibayarkan oleh peminjam. Investasi P2P lending properti memungkinkan investor untuk mendiversifikasi portofolio mereka dan mendapatkan penghasilan dari bunga yang dihasilkan oleh pinjaman tersebut.
4. Membeli Saham Emiten Properti
Membeli saham emiten properti adalah bentuk investasi di mana Anda membeli saham dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam industri properti. Emiten properti dapat berupa pengembang real estat, perusahaan real estat komersial, atau perusahaan yang memiliki dan mengelola properti komersial atau hunian.
Dengan membeli saham, Anda memegang kepemilikan dalam perusahaan tersebut.
Keuntungan Anda berasal dari apresiasi nilai saham dan dividen jika perusahaan tersebut membayar dividen kepada pemegang saham. Ini adalah cara pasif untuk berinvestasi dalam properti tanpa perlu mengelola properti secara langsung.
5. Investasi Properti Sistem Sewa
Investasi properti sistem sewa melibatkan pembelian properti dengan tujuan untuk menyewakannya kepada penyewa. Pendapatan utama dari investasi ini berasal dari uang sewa yang dibayarkan oleh penyewa properti. Investor properti biasanya harus mempertimbangkan lokasi yang baik, harga sewa pasar, dan kondisi properti untuk mengoptimalkan penghasilan mereka. Ini adalah cara yang umum digunakan untuk mendapatkan pendapatan pasif dari properti dan biasanya bersifat jangka panjang.
6. Investasi Properti Flipping
Investasi properti flipping melibatkan pembelian properti dengan tujuan untuk memperbaikinya atau memodernisasi, lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan biaya perbaikan.
Ini adalah jenis investasi yang lebih berorientasi pada jangka pendek dan memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam memilih properti yang tepat, merencanakan renovasi, dan pemasaran properti. Investasi properti flipping memiliki potensi keuntungan yang tinggi tetapi juga membawa risiko yang signifikan.
Demikian 5 cara investasi properti bagi Pemula. Sebelum mengambil langkah apa pun dalam investasi properti, selalu penting untuk melakukan riset yang teliti, berkonsultasi dengan ahli keuangan atau agen real estat, dan membuat perencanaan keuangan yang solid. Dengan pendekatan yang bijak dan konsisten, Anda dapat meraih keuntungan dalam dunia investasi properti. Tetap berinvestasi dengan hati-hati dan selamat menjalani perjalanan investasi!